MODEL RENCANA PEMELIHARAAN JARINGAN LISTRIK DI KABUPATEN BARITO KUALA

  • Cahya Wandaliya PT. PLN Persero Rayon Marabahan

Abstract

Studi ini secara khusus mencoba untuk merancang model rencana pemeliharaan jaringan listrik. Studi ini ditujukan untuk pengusulan penanganan pada kegiatan pemeliharaan jaringan listrik. Diharapkan dapat mengurangi unsur subyektivitas para pengambil kebijakan. Studi mengambil di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Wilocon Signed-Rank Test adalah metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Data yang digunakan menggunakan kuesioner berisi kriteria utamanya berupa: faktor teknis, faktor non-teknis, dan faktor lokasi, sedangkan sub kriteria berupa: kekuatan daya dukung tanah, kekuatan faktor alam, keandalan aksesoris jaringan, kondisi visual jaringan, estimasi biaya, kemudahan pelaksanaan pekerjaan, kemudahan pelaksanaan pemeliharaan, kemudahan kontrol jaringan, ketersediaan sumber daya, ketersediaan teknologi, peruntukan jaringan, jenis tiang jaringan, panjang jaringan, jumlah trafo, beban jaringan dan faktor politis. Dengan alternatif pilihan terdiri dari penyulang Seberang Barito 1 (SB1), Seberang Barito 2 (SB2), Seberang Barito 3 (SB3), Seberang Barito 4 (SB4), Seberang Barito 6 (SB6), Seberang Barito 7 (SB7), Seberang Barito 8 (SB8), Seberang Barito 9 (SB9), Kayutangi 1 (KT1), Kayutangi 2 (KT2), Kayutangi 3 (KT3), Kayutangi 4 (KT4). Bahwa berdasarkan analisis AHP, diketahui faktor teknis (kekuatan daya dukung tanah, kekuatan terhadap faktor alam, keandalan aksesoris jaringan, dan kondisi visual jaringan) dengan nilai 41% menjadi yang tertinggi, faktor non-teknis (estimasi biaya, kemudahan pelaksanaan pekerjaan, kemudahan pelaksanaan pemeliharaan, kemudahan kontrol jaringan, ketersediaan sumber daya, ketersedian tegnologi) dengan nilai 33%, dan faktor lokasi (peruntukan jaringan, jenis tiang jaringan, panjang jaringan, jumlah trafo, beban jaringan dan faktor politis) dengan nilai 26%, menjadi yang terendah. Berdasarkan dari hasil normatif dari metode AHP didapatkan penyulang SB 3 mendapat nilai 99% lebih baik dibanding daripada penulang SB 8 (97%), SB 2 (96%), SB 9 (94%), KT2 (94%), KT 1 (93%), SB 4 (92%), SB 6 (92%), SB 7 (91%), KT 4 (88%), KT3 (88%) dan SB 1 (88%).

Published
2017-10-02