PENGOPTIMALAN PENGGUNAAN MATERIAL AGGREGAT LOKAL SEBAGAI BAHAN PERKERASAN JALAN DI KABUPATEN LAMANDAU

  • Leonard Samuel Ampung Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah

Abstract

Agregat kasar sebagai lapisan perkerasan jalan merupakan suatu permasalahan yang perlu ditindaklanjuti agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan efektif dan efisien. Umumnya agregat kasar didatangkan dari luar Kabupaten Lamandau yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat bahkan didatangkan dari Pulau Jawa dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari lokasi pekerjaan, sementara material lokal dengan deposit yang sangat banyak belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang optimal dan ekonomis sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku dari komposisi agregat lokal dengan agregat Merak sehingga dapat digunakan sebagai lapis perkerasan jalan yang efisien dan efektif. Proses penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan mengkombinasikan agregat eks Merak (BM) dan agregat lokal eks Nanga Bulik (AL) dengan variasi 100% AL - 0% BM, 80% AL - 20 % BM, 60% AL - 40% BM, 40% AL - 60% BM, 20% AL - 80% BM dan 0% AL - 100% BM. Pengujian dilakukan dengan metode Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk jenis penelitian: abrasi agregat kasar, batas plastis, batas cair, gumpalan lempung dan butir-butir muda pecah dalam agregat, California Bearing Ratio (CBR), analisa saringan dan pemadatan standar/modified. Hasil analisa menunjukan bahwa agregat lokal eks Nanga Bulik memiliki nilai abrasi 44,002 persen sehingga tidak dapat digunakan sebagai Lapis Pondasi Atas, Lapis Pondasi Bawah dan Perkerasan Bahu Jalan. Pada kombinasi campuran (20% AL - 80% BM) dapat digunakan sebagai material konstruksi jalan untuk Lapis Pondasi Atas, Lapis Pondasi Bawah dan Perkerasan Bahu Jalan, (60% AL - 40% BM) dan (40% AL - 60% BM) dapat digunakan sebagai material konstruksi jalan untuk Lapis Pondasi Bawah dan Perkerasan Bahu Jalan, sedangkan pada kombinasi (80% AL - 20% BM) hanya dapat digunakan untuk Perkerasan Bahu Jalan. Hasil analisa dari segi biaya produksi terlihat dari analisa harga satuan masing-masing kombinasi terhadap harga satuan standar bahwa penggunaan agregat lokal eks Nanga Bulik yang dikombinasikan dengan agregat Merak pada komposisi (20% AL - 80% BM) dapat menekan biaya produksi per m3 maksimal sebesar 11,271 persen untuk Lapis Pondasi Atas, komposisi (40% AL - 60% BM) dapat menekan biaya produksi per m3 maksimal sebesar 23,044 persen untuk Lapis Pondasi Bawah, dan pada komposisi (20% AL - 80% BM) dapat menekan biaya produksi per m3 maksimal sebesar 26,560 persen untuk Perkerasan Bahu Jalan.

Published
2013-04-01