Kajian Penggunaan Batu Riam dari Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur pada Campuran Laston Lapis Aus

  • Desriantomy Desriantomy Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
  • Hudan Rahmani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

Abstract

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi transportasi, pembangunan dan peningkatan jalan di
Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barito Timur juga meningkat. Hal ini membawa pada kebutuhan akan
bahan/material yang semakin besar. Selanjutnya, diharapkan pula adanya material alternatif yang memenuhi standar
mutu yang ditetapkan Bina Marga serta memenuhi pertimbangan dari segi ekonomis, kontinuitas suplai dan kelancaran
distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah batu riam dari Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito
Timur dapat memenuhi persyaratan/spesifikasi yang telah ditetapkan dan dapat digunakan sebagai agregat pada
campuran pembentuk Laston Lapis Aus (AC-WC). Berdasarkan hasil pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat, batu riam
dari Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Perencanaan campuran
menggunakan metode Asphalt Institute sedangkan pembuatan benda uji serta pengujian mutu hasil percobaan
menggunakan cara Marshall. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian batu pecah yang berasal dari batu riam tersebut
terhadap campuran, dibuat 3 (tiga) komposisi campuran dengan masing-masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisi
campuran yang direncanakan terdiri dari Komposisi A (Batu Pecah 49%, Pasir 15%, Abu Batu 36%), Komposisi B
(Batu Pecah 48%, Pasir 15%, Abu Batu 37%) dan Komposisi C (Batu Pecah 47%; Pasir 15%, Abu Batu 38%), dengan
variasi kadar aspal 5%; 5,5%; 6%; 6,5% dan 7%. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
batu pecah yang berasal dari batu riam Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur dapat digunakan sebagai bahan
perkerasan jalan ditinjau dari sifat-sifat fisiknya. Berdasarkan hasil tes Marshall diperoleh nilai stabilitas tertinggi pada
Komposisi A dengan kadar aspal 5% (1253,070 kg) dan flow tertinggi terjadi pada Komposisi C dengan kadar aspal 7%
(2,74 mm). Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk Komposisi A sebesar 6,7%, Komposisi B sebesar 6,55%,
Komposisi C sebesar 6,8% sedangkan nilai stabilitas tertinggi pada KAO adalah untuk Komposisi A, yaitu sebesar I 025
kg dan flow sebesar 2,65 mm.

Published
2012-04-02