ANALISIS BENTUK MODE TRANSPORTASI SUNGAI DI BANJARMASIN

  • Yaula Stellamaris Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Abstract

Pada masa lalu kegiatan transportasi di sungai-sungai di seluruh wilayah kota Banjarmasin sangat ramai. Hampir semua bagian wilayah kota terhubung dengan sungai dan dapat dicapai dengan alat transportasi air yang populer disebut jukung yaitu sampan yang dijalankan menggunakan tenaga manusia. Selain itu ada yang disebut klotok atau taksi air yaitu perahu kecil yang menggunakan mesin tempel. Klotok saat ini masih menjadi andalan bagi transportasi masyarakat pinggiran sungai di Banjarmasin, meskipun saat ini keberadaannya mulai terancam oleh populasi sepeda motor. Klotok lebih jarang dijumpai dibanding angkutan lain seperti taksi kuning dan ojek. Motor getek/klotok sangat terlihat jelas dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan, yaitu pada tahun 1997 berjumlah 271 buah kemudian pada tahun-tahun berikutnya mengalami naik-turun hingga pada tahun 2006 hanya ada 37 buah. Hal ini juga terjadi pada jenis kapal motor, kapal tunda dan speedboat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan angkutan sungai, bobot dan prioritas dari masing-masing kriteria dan prioritas dari tipe angkutan sungai yang ditawarkan. Penelitian dilakukan dengan kuesioner. Metode analytical hierarchy process (AHP) digunakan untuk mendapatkan bobot dan prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan angkutan sungai adalah faktor operasional  (66,67%) dimana faktor pelayanan adalah faktor dominan (66,67%). Sedangkan faktor kelaikan kapal (61,44%) lebih dipilih dibanding faktor fasilitas dermaga (26,84%) dan fasilitas darat (11,72%).  Kriteria yang dipilih adalah keselamatan (10,94%), keamanan (7,96%), tarif yang terjangkau (7,78%), serta stabilitas kapal (6,08%). Angkutan sungai yang dipilih adalah jenis kapal cepat panjang (longboat)

Published
2017-04-03